[Blog Tour] Review: The Lunar Chronicles #1: Cinder

Judul: Cinder
Penulis: Marissa Meyer
Penerjemah: Yudith Listiandri
Penyunting: Selsa Chintya
Proofreader: Titish A.K
Terbit: Januari 2016
Penerbit: Spring
Tebal: 384 halaman
ISBN: 978-602-71505-4-6
Keterangan: Novel Seri, Dystopia, Science Fiction, Terjemahan, Re-telling Cinderella
Rating: 5 dari 5 bintang


"Kabel-kabel di tubuhku kan tidak menularkan penyakit?"


Blurb:

Wabah baru tiba-tiba muncul dan mengecam populasi penduduk Bumi yang dipenuhi oleh manusia, cyborg, dan android.
Sementara itu, di luar angkasa, orang-orang Bulan mengamati mereka, menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.

Cinder, seorang cyborg, adalah mekanik ternama di New Beijing. Gadis itu memiliki masa lalu yang misterius, diangkat anak dan tinggal bersama ibu dan dua saudari tirinya. Suatu saat, dia bertemu dengan Pangeran Kai yang tampan. Dia tidak mengira bahwa pertemuannya dengan sang Pangeran akan membawanya terjebak dalam perseteruan antara Bumi dan Bulan. Dapatkah Cinder menyelamatkan sang Pangeran dan Bumi?

-----

Linh Cinder, seorang mekanik ternama dari New Beijing sekaligus anak perwalian dari Adri--ibu tirinya. Cinder tinggal bersama Adri dan dua saudara tirinya: Pearl dan Peony. Ia diperlakukan seperti barang milik Adri. Segala yang Cinder kerjakan diatur oleh Adri, termasuk tentang pesta dansa. Adri berkata akan memperbolehkannya ikut jika Cinder menyelesaikan pekerjaannya, tapi Cinder tahu Adri hanya berbohong.

Secara tidak sengaja saat Cinder sedang bekerja di pasar, Pangeran Kai dengan pakaian bertudung abu-abunya datang ke pasar, mencari Cinder untuk memperbaiki android Pangeran yang bernama Nainsi. Tapi ternyata permintaan Pangeran itu membawa Cinder  kepada asal usulnya, masa lalunya bahkan bahaya yang dihadapinya di kemudian hari. Lalu, apa sebenarnya yang tersembunyi dari Cinder? Kenapa tubuhnya harus dipasangi kabel-kabel yang membuatnya menjadi cyborg--sesuatu yang dijauhi semua orang?

***

Cerita berlatar 126 tahun setelah perang dunia keempat terjadi. Pemerintahan di Bumi yang seharusnya stabil dan tentram terganggu oleh wabah baru yang menakutkan. Letumosis, demam biru, siapapun yang terinfeksi virus itu akan dikarantina, dan hanya tinggal menunggu waktu untuk mati. Para ilmuwan sudah berusaha keras mendapatkan antivirus untuk penyakit itu, tapi belum satupun membuahkan hasil. Sampai suatu ketika, Adri--ibu tiri sekaligus wali Cinder, memberikan Cinder--sang cyborg, manusia yang memiliki bagian tubuh robot--kepada para peneliti. 

Yang Cinder tahu, semua cyborg yang diteliti tidak akan pernah selamat. Cinder juga tahu alasan Adri memberikannya kepada peneliti bukanlah untuk membantu menemukan antivirus untuk Letumosis, melainkan untuk mengisi kantong Adri. Dari dulu ia yakin Adri sangat ingin ia pergi, namun Adri juga tidak ingin terlalu dirugikan atas kepergian Cinder karena selama ini Cinder-lah yang bekerja dan mendapatkan uang untuk Adri. Cinder yang semakin benci pada ibunya tak bisa berbuat banyak dan terpaksa merelakan dirinya dijadikan kelinci percobaan. 

Dokter Erland adalah salah satu ilmuwan yang meneliti wabah itu. Namun ketika meneliti Cinder, Dokter Erland dan yang lainnya diherankan dengan struktur robot yang unik dalam diri Cinder dan juga darah Cinder yang kebal dari letumosis. Dokter Erland pun mendekati Cinder dan mengatakan Cinder sangat istimewa dan mungkin Cinder bisa menyelamatkan orang-orang yang terkena wabah itu. Dan atas syarat juga persetujuan dari Cinder, Dokter Erland pun berhasil membuat Cinder mau sukarela untuk diteliti.

Secara tidak sengaja di tempat penelitian itu, Pangeran Kaito memasuki ruangan dan bertemu Cinder lagi. Mereka berbincang-bincang, dengan Cinder yang sibuk menyembunyikan tangan bajanya dengan mengangkat sarung tangan lebih tinggi. Cinder yang was-was identitas cyborg-nya akan diketahui Pangeran dikejutkan oleh kebohongan-kebohongan dari Dokter Erland. Cinder tidak mengerti kenapa Dokter itu berbohong pada Pangeran hanya demi membantunya? Cinder curiga pada Dokter itu, tapi Dokter itu tidak menjelaskan alasan sebenarnya.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Kai, mendorong rambut acak-acakan Cinder dari dahi gadis itu. Jari-jari Pangeran terasa panas dan lembab di kulit Cinder, sebelum gadis itu menyadari dirinyalah yang sedang demam. -- hlm 122

Cinder ternganga, menunggu dokter meneruskan penjelasannya, menyelesaikan kebohongan konyolnya dan mulai menceritakan semua rahasianya pada Pangeran. Gadis ini cyborg, kebal terhadap wabah dan gadis ini adalah kelinci percobaan favoritnya yang baru.
Namun, Dokter Erland tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya tersenyum pada gadis itu dengan tatapan nakal yang membuatnya curiga. -- hlm 123

Di kemudian hari, Cinder pulang ke rumah dan melihat Adri terkejut karena Cinder tetap hidup. Meski begitu, Cinder juga senang Iko tetap hidup. Bersama android sekaligus temannya itu, Cinder pergi ke tempat barang rongsokan, berniat untuk menggunakan uang yang didapatnya dari Dokter Erland untuk memperbaiki mobil model lama dari era kedua--Iko menyebut mobil itu labu busuk--dan melarikan diri, entah ke Eropa atau kemanapun, yang penting tidak lagi di rumah Adri. Ia juga penasaran ada apa di Eropa? Pikirnya mungkin di sana ia bisa menemukan jejak-jejak kehidupan lamanya.

Ketika pesta dansa semakin dekat, Ratu Bulan yang bernama Ratu Levana datang ke Bumi dan membuat posisi Pangeran semakin sulit. Cinder pun dengan permintaan Pangeran Kai segera memeriksa Nainsi dan menemukan ada chip tambahan di android itu. Cinder pun kembali ke istana tepat saat demo dan ia melihat kekuatan daya pikat Ratu Levana yang sangat mengerikan. Cinder pun kabur, tapi sial baginya karena Ratu Levana melihatnya dan mengetahui sesuatu. 

[Orang Bulan menduga dia membunuh Ratu Channary dan Putri Selena, tapi apa yang bisa mereka lakukan tentang hal itu? Mereka mungkin berpikir untuk melakukan pemberontakan, tapi segera setelah mereka berada di hadapannya, dia mencuci otak mereka agar patuh lagi.] -- hlm 314

Semua terjadi begitu cepat, kedukaan Pangeran, kedukaan Cinder, ketidakpercayaan Cinder pada fakta baru yang ditemuinya, perasaan ingin menjauh Cinder dari tempatnya kini, pergantian posisi Pangeran Kai, permintaan Pangeran juga perasaan bimbang Cinder serta keharusan akan tanggung jawab dari Pangeran, Cinder dan semua orang yang berperan dalam menyelamatkan Bumi. Hingga sampailah di akhir cerita, di saat pesta usai, di saat Pangeran mengetahui sesuatu, di saat Ratu Levana akhirnya akan mendapatkan apa yang ia inginkan, dan di saat Cinder merasa sudah waktunya ia menyerah pada segalanya.


REVIEW

Yang saya rasakan pertama kali saat membaca seri pertama dari Lunar Chronicles ini adalah: penulis mampu membuat clue-clue ringan di setiap bab sehingga pembaca secara perlahan menyerap informasi penting dari buku ini. Novel bernuansa fantasy-dystopia, sci-fi, romance ini membuat saya ingin segera membaca seri selanjutnya. Walaupun menurut saya seri ini akan berakhir dengan Happily Ever After, seperti dongeng-dongeng lain, tapi itu tidak mengubah apa pun.

Saya juga suka kosa kata yang dipilih penerjemah, cukup ringan dan mudah dimengerti. Hanya saja, sebelum mencetak cetakan kedua, penerbit harus mengecek lagi, masih ada typo seperti penggunaan kapital dan sebagainya. Salah satunya di halaman 52. Dan saya juga berharap novel ini akan dicetak terus-terus dan terus! Saya sebagai penggemar fantasi-romance sangat senang saat bisa mereview novel ini. Terima kasih, Penebit Spring!

Untuk alur cerita, saya rasa alurnya pas, karena memang untuk bab-bab awal adalah penjelasan tentang latar di masa depan yang mengandung unsur science fictionnya. Lalu ada beberapa bagian yang sedikit menyayat dari novel ini. Salah satunya ketika Peony, saudara tiri Cinder yang baik dan peduli pada Cinder itu akhirnya..., ini benar-benar mengerikan. Padahal harusnya Peony....
Saya tidak tega untuk membaca bagian ini. Ya walaupun pada akhirnya saya mengerti kenapa penulis membuat Peony seperti itu, yaitu karena Cinder harus punya peri untuk mendapatkan gaunnya. Tapi, tapi, agggghhhh saya tidak suka itu!

Lalu untuk unsur romancenya, entah kenapa saya masih kurang puas. Mungkin karena bagian romance nya diambil dari dongeng kali, ya? Bertemu beberapa kali dan jatuh cinta. Tapi saya tetap suka dengan Pangeran yang sedang bingung ini. Pangeran cukup manis dan saya malah jadi ingin diberi sarung tangan sutra juga.

Kemudian, untuk tokohnya, saya bingung dengan Adri, si ibu tiri Cinder. Sebenarnya dia punya jiwa keibuan atau gak sih?

Lalu tokoh lain seperti Ratu Levana, Sybil Mira, Jacin menarik perhatian saya. Menurut saya, karena memang ini Lunar Chronicles Series, makanya penulis memfokuskan tokoh yang punya sifat unik pada orang-orang Bulan. Sedangkan untuk orang Bumi yang saya suka cuma Peony sih.


Secara keseluruhan saya suka cerita ini. Cerita yang sangat mudah dicerna serta unsur dongeng yang dimodifikasi membuat saya sangat menikmati novel ini. Sudah tidak sabar untuk menunggu buku selanjutnya!

"Dan, entah dia tahu atau tidak sekarang ini, Kai memecayaimu juga."

Diambil dari Google

---Rincian tambahan:
The Lunar Chronicles memiliki total 6 buku. 4 buku utama dan 2 buku buku pre-story.

Buku utama:
1. Cinder (Cinderella), dalam bahasa Inggris berarti abu atau arang besi. Menunjuk pada Cinder yang jadi 'pembantu' Adri.
2. Scarlet (Si Kerudung Merah), dalam bahasa Inggris berarti merah menyala, yang menunjukkan sifat Scarlet.
3. Cress (Rapunzel), Cresscent, dalam bahasa Inggris berarti bulan sabit.
4. Winter (Snow White).

Buku pre-story:
1. Fairest, berisi kilas balik tentang masa lalu Ratu Levana.
2. Stars Above, berisi 9 cerita pendek sekaligus pre-story dari buku utama dan beberapa cerita tambahan lainnya. Sepertinya baru rilis bulan ini di negara asalnya.




Baca juga:
[Review] The Lunar Chronicles #2: Scarlet
[Review] The Lunar Chronicles #3: Cress
[Review] The Lunar Chronicles #4: Winter

Posting Komentar

36 Komentar

  1. Review-nya lengkap sangat Fitra Keren ^^

    BalasHapus
  2. Ini novel lagi happening bgt, di twitter ke bagian di promote juga sama temen-temen. Dan lola nya, aku baru tau novel ini dari seminggu terakhir>< Kudetnyaaa-_- Syudah pernah baca reviewnya juga sebelum diblog ini, yaa ceritanya lumayan seru juga. Tapi aku kurang tertarik sama cerita yang berlatar robot gituu. Etapi, pas tau kalo genre ini romance... langsung deh Cinder masuk salah satu wishlist. Ohiya, review novelnya diblog ini panjaaaaaaang bgt. Sumpah, gak boong. Aku bacanya abis bangun tidur nih. Bangun tidur, cari HP, buka socmed. Anak zaman sekarang bgt~ Kebayangkan, pas bangun tidur baca review yang panjangnya hampir sama kayak rel kereta api? :V Karena Cinder masuk wishlist terbaruku, jadi aku mau buku ini. Kepengin baca isi keseluruhan novelnya. Kepengin tau keromantisan yang ada dinovel ini. Kepengin tau ending ceritanya gimana. Penasaran sama cerita ala-ala Cinderella di zaman yang anak-anaknya lebih memprioritaskan beli HP mahal ketimbang buku :'D

    Nama: Yuliani
    Twitter: @yulianipatty

    BalasHapus
  3. Aku belum pernah baca novel Sci-fic kayak gini, seringnya nonton film. Tapi liat reviewnya dan beberapa orang yang rekomen novel ini,dan terbitan Haru pula, aku jadi tertarik pengen baca novel ini. Menurutku Marissa Mayer ini luar biasa kreatif dalam menggarap cerita ini. Menggabungkan dongeng dan Sci-fi benar-benar bagus. Dongeng rasa modern. Apa lagi ini berseri dan semuanya based on dongeng yang notabene kita tau semua dongeng itu ceritanya manis dan happy ever after. Tapi di tangan Marissa Meyer, dongeng klasik ini jadi lebih kekinian.

    Aku yakin pasti suatu saat akan ada yang ngelirik seri novel ini buat dijadikan film. Contohnya aja Twilight. Sekilas lihat covernya memgingatkanku sama novel Stephanie Mayer itu.

    Nama: Kiki Suarni
    @Kimol12

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju covernya emang mengingatkan sama Twilight^^

      Hapus
  4. Nama: Diniyah Hidayati
    Tw : @dini_elfaaz

    Diliatin covernya gitu (6 serinya Lunar) aku kok takut, ya. Hahaha. Paling serem yang cress, diliat sebentar kayak ular 😂 . awalnya aku kurang tertarik untuk membaca karena cover yang apa ya, belum memikat itu dan serem. 😂 but, don't judge a book by its cover. Setelah membaca review novel ini, kenapa aku jadi pengen baca sampai selesai. Penasaran gitu gimana ceritanya cinderella era modern 😂. Pasti beda banget dari cinderella another story. #perbandinganku enggak banget 😂 .

    BalasHapus
  5. Nama: Diniyah Hidayati
    Tw : @dini_elfaaz

    Diliatin covernya gitu (6 serinya Lunar) aku kok takut, ya. Hahaha. Paling serem yang cress, diliat sebentar kayak ular 😂 . awalnya aku kurang tertarik untuk membaca karena cover yang apa ya, belum memikat itu dan serem. 😂 but, don't judge a book by its cover. Setelah membaca review novel ini, kenapa aku jadi pengen baca sampai selesai. Penasaran gitu gimana ceritanya cinderella era modern 😂. Pasti beda banget dari cinderella another story. #perbandinganku enggak banget 😂 .

    BalasHapus
  6. wah reviewnya lengkap :D semangat fitra :D semoga blog tournya sukses :D

    BalasHapus
  7. Nama : Khoirur Rohmah
    Twitter : @Rohmahdg
    Kengerian seperti apakah yang terjadi pada Peony – Saudari tiri Cinder – sehingga menjadi bagian yang sangat menyayat itu, ahh.. dibikin penasaran pake banget mbak. Apakah sangat tragis atau bagaimana? *dihujani banyak tanda Tanya.
    Novel ber-genre Sci-Fi bernuansa Fantasi Dystopia seperti “Cinder” ini, belum pernah aku baca sebelum-sebelumnya. Maka dari itu, aku sangat penasaran seperti apakah novel tersebut. Kalau dilihat dari covernya saja, atau seri #The Lunar Chronicles ini, kesemuanya sungguh sangat memikat. Covernya penuh makna sekali.
    Hehehee.dan aku juga penasaran bagaimana penerjemah menerjemahkan novel dari Merissa Meyer ini. Karena, pengalaman juga, baca novel terjemahan, tapi bahasanya sulit dimengerti, dan perlu mencerna lebih dalam lagi, dikarenakan seperti alur atau sudut pandang yang tidak nyambung.
    Nha, kalau menurut mbak Fitra terjemahan novel “Cinder” ini mudah dimengerti dengan bahasa yang ringan, berarti novel ini #recomended banget untuk dibaca. Dan semoga aku bisa berkesempatan untuk itu. Amin…
    Keren pake banget ini review-nya mbak. Paling nggak, bisa tau spoilernya dari isi novel Cinder ini. ^^

    BalasHapus
  8. Khoyul
    @Jkhoyul

    Aku selalu suka fiksi fantasi.

    BalasHapus
  9. Khoyul
    @Jkhoyul

    Aku selalu suka fiksi fantasi.

    BalasHapus
  10. aku tertarik sama Cinder ini karena intinya yang katanya 'Kisah dari Cinderella lain'. Karena Cinderella yg selama ini kita ketahui itu bener2 terkenal di dunia ini, di mana2, mempengaruhi stereotip perempuan2 kebanyakan juga. Pangeran tampan hanya untuk wanita yang rupawan. Setiap wanita akan bertemu pangeran impiannya.
    Padahal kan, takdir kita semua ga mungkin sama persis kyk Cinderella.
    Ini bnr2 membuat perempuan yg berharap menjadi seperti Cinderella terdengar menyedihkan ><
    maka dari itu, aku pengen tau, bagaimana kisah Cinderella yang lain.... apa bakal ngerubah pandanganku sama Kisah Cinderella yang aslinya itu?????


    btw. Rewiew nya bnr2 bikin kita ga buta. lengkap. aku jd tau ada berapa buku 😊 makasih ya.


    Lulu Lailiyah
    @luluvluv

    BalasHapus
  11. Nama : M. Sulhan Habibi
    Twitter : @SulhanHabibi

    Cinder ini memang salah satu 'mos anticipated' novel yang ngehits akhir tahun 2015 sampai sekarang.
    Banyak review para pembaca dan blogger yang bilang bagus.
    Sungguh aku semakin penasaran seperti apa sih novel Cinder ini?
    Sumpah! Penasaran banget sampai ikutan beberapa kali giveaway-nya tapi belum juga beruntung. Hehehe...

    Scarlet udah mau terbit. Aaargh.. Cinder aja belum kesampaian baca. Jadi makin penasaran.

    Btw, good review untuk novel Cinder ini :)

    BalasHapus
  12. Banyak yang berkomentar buku ini agak membosankan. Kamu sendiri menilainya seperti apa?
    Karena ini berseri, apa sebaiknya aku nunggu keempat bukunya saja ya baru mulai baca :D hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Twitter: @priciliamarwah
      Pricilia Marwah

      Hapus
    2. Bosan itu relatif, Mbak. Selera orang kan beda", gak semuanya suka fantasi apalagi dystopia/sci-fi.
      Saran sih, baca Cinder dulu aja, kalau kayaknya seru baru diborong yg lain:") gak enak loh baca buku bersambung gini, baperan

      Hapus
    3. @pricilia: Kalau nunggu sampai buku keempatnya malah jadi baper saking penasarannya lho. Hehehehe. ^^
      Maaf saya nimbrung. *_*

      Hapus
  13. Cinder, sebuah dongeng pasaran dengan banyak polesan. Ini lah yang membuat Cinder nampak istimewa. Secara keseluruhan cerita, sebenarnya cenderung klise, tapi setelah melihat review di atas dan 5 bintang yang diberikan, maybe it's more better :)
    Tidal salahnya mencoba.
    .
    Bintang Permata Alam / @Bintang_Ach

    BalasHapus
  14. aku suka cerita sci-fi, bisa jadi inspirasi buat masa depan.. misal kaya ponsel touchscreen sekarang yang muncul di komik-komik/novel dulu. tapi horor juga kalo kemudian muncul PD sampai ke-4 ^^;
    asyik baca reviewnya, berasa baca dongeng masa depan :D
    selain itu, rating dan review di GR baguuuuss! itu yg bikin aku makin pengen punya buku ini~~ >w<

    Ten | @ten_alten

    BalasHapus
  15. Genre novel yg teknologikal bgt kalo aku bilang hehe...
    Reviewnya bagus, tapi masih banyak yg belum jelas dan bikin penasaran buat aku, krn itu harus baca langsung bukunya niy!

    Aulia || @nunaalia

    BalasHapus
  16. Nama: Didi Syaputra
    Twitter: @DiddySyaputra

    Sejak awal memang sudah sangat tertarik dengan karya Marissa Meyer ini. Sci-fi sweet, menegangkan, penuh misteri, sangat berharap berkesempatan mencicipi kisah Cinder dan Kaito. Review Kak Fit lumayan bikin baper nih ;q

    BalasHapus
  17. pas liat covernya langsung tertarik apalagi pas baca Reviewnya jadi tambah penasaran pengen baca novelnya..

    BalasHapus
  18. berasa kisah cinderella versi terbaru.kalo cerita klasik, yang disulap jadi kendaraan itu buah labu, tapi versi terbaru ini mobil model jadul. keren..
    novel cinder ini seolah hasil modifikasi dari kisah cinderellah klasik yang disesuaikan dengan jaman yang serba berbau teknologi. jadi penasaran teknologi apa aja yang ada di novel ini..
    nice review, by the way.. :D

    Yeyen Nursyipa | @YeyenNursyipa

    BalasHapus
  19. wening | @dabelyuphi

    reviewnya lengkap ya. aku baru tahu kalo ada pre-storynya juga dari seri lunar chronicle ini.

    ngiler banget sama buku ini, berhubung genre-nya favorit ku (╥﹏╥)

    BalasHapus
  20. Daivara Rezuki Wijaya || @aulyarzky

    Reviewnya lengkap banget:3 jadi makin ngiler:" awalnya sempet ga tertarik sama novel ini, tapi pas TL twitter, facebook, BBM, Line di penuhi oleh kata Cinder dengan cover kaki wanita robot dengan heels merahnya, aku langsung tertarik banget. Apalagi gebetan lagi nyari novel ini yang kebetulan di toko buku terdekat belum terjual. Seru kali yaa baca berdua sama gebetan dan modus dikit gitu:3 yaa kalau di tanya pengen engga punya buku ini, ya tentu pengen banget. Apalah daya seorang anak kos yang uang harus di irit sampai angkat celana:'3 Cinder, berjodohlah dengan rak bukuku, jodohkanlah kami berdua wahai pemilik blog:'3

    BalasHapus
  21. Jujur, awalnya aku ga begitu tertarik sama novel ini, ya karena nuansa fantasy-dystopia, sci-fi, dan kawan-kawannya.
    Aku sering lola, ga mudeng sama cerita kaya gitu. Tapi semua itu berubah, ketika negara api nenyerang (muehehe :D ) ga deng, tepatnya sewaktu liat dan baca bocoran 2 bab (kalo ga salah) novel ini di akun wattpad Penerbit Spring.
    Dan ternyata ga serumit yang aku kira, malah nagih dan harus gigit bantal karena bocorannya memang cuma segitu.
    Ya, pengennya sih bisa baca novel ini sebelum yang kedua keburu netes.
    .
    A yah, aku suka review-annya :D mudah di cerna (Taulah, otak aku itu gimana :D )
    Salam kenal :)
    .
    Ratih ( @Jju_naa)

    BalasHapus
  22. Wow dengan rating 5 dari 5 bintang yang diberikan, itu artinya buku ini sangatlah perfect. Tentu saja ini bakalan menggoda banyak orang untuk membacanya, termasuk diriku. Keren nih Spring akhirnya bisa menerbitkan seri The Lunar Chronicles ini di Indonesia.:)

    BalasHapus
  23. Nama : Shiela Hartiningtyas
    Twitter : @ruth_shiela

    Kaget juga ketika membaca reviewnya, ditulis bahwa novel ini bernuansa fantasy-dystopia, sci-fi, dan romance. Hitungannya sudah komplit banget. Penulisnya, Marissa Meyer, pintar dalam meramu cerita dan menggabungkannya dengan dongeng yang sudah dikenal banyak orang nih. Terus terang aku belum pernah membaca genre dystopia, namun setelah membaca review Cinder yang ditulis kak Fitra ini, rasanya patut dicoba untuk membaca genre ini.

    BalasHapus
  24. Aku pertama baca genre dystoopia sebulan lalu, The Kill Order. Dan sejak itu jadi tergila gila sama genre ini. Dan rasa rasanya The Lunar Chronicles ini bakal jadi novel series favorit aku selanjutnya. Apalagi ini tentang cerita dongeng yang di modif sedemikian rupa. Cant wait to read XD

    Faiz | @lisyaann

    BalasHapus