[Review] That Summer


Judul: That Summer
Penulis: Ayu Rianna
Tebal: 272 hlm
Terbit: Agustus 2017
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9786020371856
Keterangan: Romance, Metropop




B L U R B


Ethan Zhang terpaksa kembali ke Los Angeles setelah lima tahun berusaha melupakan tragedi yang pernah terjadi di kota itu. Dia melewati hari-harinya dengan perasaan tersiksa, sampai akhirnya terlibat kembali dalam program relawan di pusat rehabilitasi. Di sana dia bertemu pasien yang menyebut dirinya Summer. 

Berkat Summer, Ethan berhenti memandang sisa hari kerjanya sebagai hari-hari penyiksaan. Namun, tiba-tiba kejadian yang membuatnya membenci Los Angeles terulang kembali. Mimpi buruk sekali lagi membutakan matanya, membuatnya kembali pada titik terendah dalam hidupnya.

Akankah Ethan kembali menutup diri dan mengunci pintu hatinya, atau akhirnya dia mampu melepaskan diri dari belenggu masa lalu dan menemukan celah untuk menggapai cintanya?

R E V I E W

Novel ini membawakan kisah tentang orang-orang yang pernah kehilangan seseorang yang dicintainya. Ethan Zhang selalu mimpi buruk tiap mengingat wanita yang pernah dicintainya. Mimpi itu selalu berhubungan dengan gaun kuning dan darah. Ethan menghindari Los Angeles yang membawa kenangan buruk padanya untuk waktu yang lama. Ia pun menjadi sosok yang dingin, workaholic, dan tidak begitu peduli pada penampilan.

Julia Harper juga mengalami hal serupa. Namun dengan cara yang berbeda. Julia kehilangan calon suaminya karena perselingkuhan. Hanya saja, Julia juga harus menanggung banyak beban lain karena batalnya pernikahan ia dan laki-laki itu. Julia tidak ingin dan tidak berani kembali ke Bali—kampung halaman ibunya. Julia bukan hanya harus menanggung rasa sakit akibat ditinggalkan, melainkan juga rasa bersalah karena menyebabkan ibunya meninggal dunia, yang kemudian membuatnya selalu ‘menderita’.

Di sisi lain, ada Summer dan Winter. Summer adalah seorang gadis ramah dan jujur yang menjadi pasien di salah satu pusat rehabilitasi. Dan ada Winter, relawan yang membantu Summer bangkit dari keterpurukan.

-----

Saya suka dengan prolog yang disajikan penulis. Di sana ada Julia Harper dan seorang laki-laki yang ‘terpaksa’ ikut permainan truth or dare karena orang-orang di bar mulai memainkan permainan itu. Namun, pada bab selanjutnya, Julia bukan lagi tokoh utama. Saya terbiasa dengan metropop yang menyajikan sosok wanita sebagai ‘suara’, jadi agak kaget sekaligus kecewa karena ‘suara’ ini diganti oleh pria yaitu Ethan.

Sosok Ethan sendiri terlihat begitu tidak hidup. Ia tidak tertarik ke bar, dan malah kesal saat diminta ‘menjadi tampan’ oleh temannya. Bagi Ethan pekerjaan adalah pekerjaan dan yang harusnya dilihat adalah hasil kerjanya saja, bukan wajahnya. Tiap kali teman satu proyeknya ke bar untuk bersenang-senang, Ethan akan menyendiri di sudut bar.

Dari sanalah pertemuan Ethan dan Julia dimulai. Dengan Ethan yang selalu penasaran dan Julia yang selalu tampak tak peduli.

Selain itu, ada beberapa bagian yang tidak saya sukai dari novel ini ada di alurnya yang entah kenapa terasa banyak bagian yang kalaupun di-skip tidak berdampak banyak. Lalu nama latar tempat di novel ini terasa sulit untuk diingat. Dan banyaknya tokoh yang tidak begitu berarti untuk disebutkan namanya.
"Satu-satunya yang bisa diingat oleh otakku yang kacau ini hanya relawan bernama Winter...."(hlm 188)

Overall, novel ini cocok dibaca penyuka kisah romance psikologi bernuansa perkotaan.


Posting Komentar

1 Komentar