Judul : Remember When
Judul Lama: Kenangan Abu-Abu
Penulis : Winna Efendi
Terbit : Desember 2011
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 978-979-7804-87-9
Keterangan : Novel Teenlit (Indonesia)


"Ketika kau dan aku 
jatuh cinta."



Blurb

Apapun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui keberadaannya.

Bagi kita, senja selalu sempurna; bukankah sia-sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau dan dia, juga kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas?

Lalu, saat kau berkata, "Aku Mencintaimu", aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Mungkinkah kata-katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya terlalu saru?

"Aku Mencintaimu," katamu. Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama, dengan senja yang sewarna?

Takdir kita sudah jelas, kau, aku, tahu itu.

-----

Adrian dan Moses sudah bersabahat sejak kecil atau bisa dibilang dari sebelum kelahiran mereka ditakdirkan untuk menjadi sahabat. Keduanya saling mengerti bahkan tanpa menyebutkan apapun. Mereka berbeda sifat tapi tetap menyatu, ya karena itulah harusnya mereka. Moses, cowok berkacamata yang pintar, pendiam dan sekaligus ketua OSIS. Sedangkan Adrian, cowok ganteng, pemain basket yang punya banyak fans.

Suatu hari Adrian mengatakan akan menembak Anggia, cewek imut yang ditaksirnya. Adrian pun mengajak Moses untuk menembak cewek pendiam yang disukai Moses.
Maka jadilah di suatu Senin, mereka berdua melakukan misi tersebut. Adrian menembak Anggia dengan bunga dan Moses menembak Freya dengan coklat.

"Mawar merah terlalu standar untuk cewek seperti kamu. Anggia Azizah, mau jadi pacarku?" -- Adrian
 "Coklatnya hambar. Tapi, aku tahu kamu buatnya tulus, makanya terasa manis." -- Freya

Dua tahun berlalu sejak keempat orang itu jadian. Masalah demi masalah datang dan menguji apakah perasaan mereka tetap sama atau berubah.
Masalah terberat dari akhir masa SMU mereka adalah ketika Adrian kehilangan ibunya. Cowok yang biasa ceria dan tersenyum itu kini berubah murung dan susah didekati. Setelah hari itu pun, Adrian merasa ada yang aneh dengan hatinya dan Adrian menyadari dirinya membutuhkan seseorang yang mengerti tentang perasaan kehilangannya. Tapi seseorang itu bukanlah orang yang diduganya dan seseorang itu juga dapat merusak hubungannya dengan Anggia.


Konflik sederhana di novel ini dibawakan dengan menarik oleh Winna Efendi. Pergantian POV juga dibawakan dengan lugas dan tidak mengurangi karakter tokoh. Deskripsi tokoh yang begitu baik dan konsisten serta alur yang penuh perasaan, juga ada beberapa scene manis membuat novel ini cocok dibaca bagi remaja kebanyakan. Perasaan bingung dari seorang remaja yang kehilangan dan menemukan arti cinta sejati begitu tergambar di sini. Namun sedikit kekurangan di ending yang sepertinya terlalu sederhana.

Saya suka karakter Erik di sini. Meski cuma tokoh pendukung yang jarang disorot, tapi Erik cukup pengertian untuk seorang cowok jayus dan pecinta wanita. Erik yang merupakan teman akrab Freya sejak SD, yang mengetahui segala sesuatu tentang pendiamnya Freya, juga mengetahui isi pikiran Freya dengan cepat, sekaligus 'peka' terhadap perasaan karakter lainnya membuat Erik jadi karakter yang keren dan manis.


"Jangan merendahkan diri sendiri. Kamu bukan seperti apa yang orang lain bilang. Kamu adalah kamu." -- Moses 
"Lo nggak akan menyerah semudah itu, kan?" -- Adrian 
"Lo seperti orang yang sadar bahwa lo disukai. Itu yang membuat lo percaya diri. Tapi, seringkali orang-orang hanya bisa melihat satu sisi saja. Sisanya nggak lo tunjukin." -- Freya
"Gue hanya ingin lo bahagia ... dengan semua pilihan lo. Apa pun kondisinya." -- Erik
 "I guees I just can't live without him." -- Anggia
"If you can't do it for me, at least do it for yourself." -- Anggia 

Secara keseluruhan saya suka novel ini (walaupun telat bacanya) dan berharap bisa nonton filmnya. Kebetulan sudah pernah nonton Refrain dan film serta latarnya bagus banget.


(rating: 3 dari 5 bintang)