Penulis: Luna Torashyngu
Terbit: Agustus 2013
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-979-2298-00-0
Keterangan: Novel Teenlit (Indonesia)
"Kenapa Tuhan membuat aku dan kamu
saling jatuh cinta?"
Blurb
Benarkah tinggal serumah dengan saudara tiri sangat tidak menyenangkan? Kalau pertanyaan itu diajukan pada Raka, dia pasti setuju. Paling nggak, itulah yang dia alami ketika harus tinggal dengan Oti, adik tirinya yang tomboi abis. Tingkah laku Oti sering bikin Raka keki.
Apa benar Oti bandel dan susah diatur? Dia memang cablak, tukang perintah, dan sok jagoan. Pokoknya nggak cewek banget deh. Tapi Oti berani membela teman sesama kelas 1 SMA yang digencet kakak kelasnya. Dia juga rela berantem melawan preman yang mengancam teman-temannya.
Perlahan, perasaan Raka kok mulai beda ya? Orang bilang benci itu awal cinta. Tapi, apakah hal itu berlaku untuk Raka? Oti kan adiknya, walau cuma adik tiri.
-----
Niat Raka untuk tidur hingga siang hari digagalkan oleh kedatangan gadis tomboi yang tak lain adalah saudara tirinya, Victoria alias Oti. Oti yang baru datang seenaknya menyuruh Raka ini dan itu bahkan ayah Raka juga minta agar kamar Raka ditukar dengan kamar Oti. Maka jadilah besoknya Raka repot mengatur ulang kamarnya sendirian. Oti yang seharian sudah pergi entah kemana bukannya membantu malah menambah kekesalan Raka dengan beberapa tingkahnya.
Raka tinggal bersama adiknya Ai yang masih kelas dua SMP di rumah yang mereka tempati sejak kecil. Saat Raka berusia lima tahun, ayah dan ibunya bercerai karena sang ayah ketauan selingkuh dengan ibunya Oti. Ayah Raka kemudian menikah dengan ibunya Oti dan pindah ke Jakarta meninggalkan rumah, ibu Raka, Raka dan Ai. Setelah bercerai, ibu Raka bertekad menghidupi kedua anaknya sendiri tanpa mau menikah lagi.
Dua tahun yang lalu ibu Raka meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Raka dan adiknya sangat terpukul. Tapi kemudian ayah Raka tetap menanggung biaya hidup Raka dan adiknya. Bahkan ayahnya pernah meminta Raka untuk pindah ke London, tempat tinggal sang ayah saat ini, namun Raka menolak. Kemudian beberapa waktu lalu, ayah menelpon Raka dan bilang bahwa Oti akan melanjutkan SMA di Bandung. Ayah Raka pun menyuruh Oti tinggal bersama Raka dan Ai.
Walaupun Oti gadis tomboi yang seenaknya, tapi ia suka menolong orang lain. Terbukti saat MOS Oti menolong Laras yang dibully kakak kelasnya. Dan sejak saat itu Oti berteman dengan Ticka dan Laras. Ticka yang sama ributnya dengan Oti sekaligus teman berantemnya Oti, sedangkan Laras gadis pendiam yang mandiri dan sederhana (padahal Laras anak orang kaya, tapi tetap tidak memamerkan kekayaan orangtuanya).
Novel ini memakai sudut pandang orang ketiga dan latar dominan di rumah dan di sekolah. Karakter-karakternya pun saling menguatkan satu sama lain. Seperti Raka, orangnya tidak tegaan, Oti sedikit meledak-ledak, Ai pendiam tapi pengamat yang baik, Laras sederhana namun bisa memberi saran yang tepat dan banyak tokoh lainnya. Walaupun di awal sempat bingung karena terlalu banyak tokoh tempelan, namun makin ke tengah cerita makin terlihat siapa saja tokoh penting dalam novel ini. Meskipun begitu, Oti si gadis tomboi yang baik dan perhatianlah yang menyita perhatian saya.
Konflik kecil di lembar pertama membuat alur novel ini makin kuat. Kesukaan saya yaitu saat Oti terpaksa ikut kontes putri SMA hanya untuk membela teman-temannya yang tertindas oleh Revi. Namun karena hal kecil itulah persahabatan Oti dan Revi makin kuat.
Selain membahas tentang persahabatan, masalah cinta dan keluarga juga menonjol di novel ini. Untuk masalah cintanya sendiri, pada awalnya saya berharap Oti bisa sama Bayu, tapi ternyata tidak seperti itu. Perhatian-perhatian kecil dari Raka lah yang bisa membuat Oti jatuh cinta. Cinta yang sulit karena mereka adalah saudara tiri. Ai yang diam-diam mengawasi ternyata merestui mereka namun tidak dengan sang ayah. Ayah memarahi Raka dan membawa Oti ke London. Raka dan Oti pun tidak bisa berhubungan lagi. Hingga selang beberapa tahun, Oti diam-diam kembali ke Bandung dan masalah baru pun menghampirinya.
Cerita yang manis dan berkesan dengan berbagai nilai di dalamnya. Sederhana namun memiliki banyak twist, saya pun jadi cepat-cepat menamatkan cerita ini untuk mengetahui endingnya dan ternyata tidak mengecewakan.
Beberapa quote:
"Ini bukan karena Iwan, tapi karena Oti udah mengeluarkan apa yang selama ini tersembunyi di balik penampilannya." -- Laras
"Kehidupan adalah hal terpenting dalam hidup manusia. Bisa melihat matahari terbit esok hari merupakan karunia besar. Banyak yang tidak menyadari hal itu. Banyak orang yang menyia-nyiakan hidup mereka, atau bahkan menyia-nyiakan hidup orang lain, merampas hak hidup seseorang. Padahal kita semua tahu kehidupan yang kita miliki merupakan pemberian dari Tuhan...." -- Revi
"Cinta merupakan pengorbanan yang sangat besar untuk seseorang yang dekat dengan kita. Cinta adalah sesuatu yang berharga di dunia ini. Bahkan dari hidup sekalipun. Orang rela mengorbankan nyawanya demi cinta. Cinta seseorang akan tetap ada, walaupun orang itu telah meninggal. Tapi, orang tidak akan hidup jika tidak memilikinya. Hidupnya akan terasa hampa, tidak ada bedanya dengan orang mati. Karena begitu berharga, maka cinta harus dijaga dengan baik. Orang yang merusak arti cinta tidak berhak hidup di dunia ini, karena dunia tanpa cinta adalah kebohongan belaka." -- Oti
"Benar dan salah itu tergantung dari sisi mana kita melihatnya." -- Raka
"Jika kamu melakukan hal-hal bodoh seperti yang biasa kamu lakukan pada orang yang nggak kamu sukai, jangan salahkan jika sesuatu yang buruk menimpa kamu." -- Bayu
"Bahwa ada yang lebih penting dari itu, yaitu persahabatan dan rasa peduli pada orang lain." -- Revi
(rating: 4 dari 5 bintang)
0 Komentar