[Review] Homeless


Judul: Homeless
Penulis: Zachira
Editor: Cicilia Prima
Desainer kover: Margaretta Devi & Ivana PD
Ilustrator isi: Mico Prasetya
Penata isi: Yusuf Pramono
Tebal: 192 hlm
Terbit: September 2015
Penerbit: Grasindo
ISBN: 978-602-375-170-9
Keterangan: Novel, Drama, PSA3


BLURB

Sara sadar benar, rangkaian pilihan hidupnya sudah ditetapkan oleh Appa untuk mendampingi Yoo-Rim, kakak tirinya yang terobsesi menjadi bintang tenar di Korea. Hanya saja Appa tidak tahu bahwa Yoo-Rim tidak pernah menginginkan Sara di dekatnya. Termasuk keinginan Yoo-Rim yang seringkali meminta Sara tidur di tempat lain selain di rumah.

Hingga suatu hari, setelah kembali ke rumah, Sara menemukan Yoo-Rim sudah tidak bernyawa karena overdosis pil antidepressan. Yoo-Rim mati bunuh diri dan Appa menuduh Sara sebagai adik yang tidak bertanggungjawab hingga Sara pun pergi dari rumah.

Dalam semalam saja, definisi ‘rumah’ bagi Sara sudah menjadi sedemikian absurd. ‘Rumah’ baginya adalah base camp klub panjat dinding di kampusnya, sleeping bag, jjimjilbang dan selimut milik Jae-Hoon, pemuda musisi yang ditemuinya di sauna. Hingga Sara pun menemukan kenyamanan pada sosok Yeong-Jun sunbae, seniornya.

Sampai kapan pencarian ‘rumah’ bagi Sara akan berakhir? Berhasilkah
Sara menemukan penyebab kematian Yoo-Rim?


REVIEW

"Eonni, kau tidak dengar panggilan teleponmu? Hei, kenapa kau tidur seperti orang mati? Apa kau mabuk? Bangunlah dan..."
Sara merupakan orang Indonesia yang belum lama tinggal di Korea. Lalu ketika ibunya memperkenalkan Sara dengan calon keluarga tirinya, sejak itulah hidup Sara benar-benar punya agenda yang aneh. Sara harus menjaga dan mengawasi Yoo Rim, kakak tirinya.

Park Yoo Rim adalah orang yang punya optimisme tinggi sekaligus ngotot dan egois. Gadis itu terobsesi untuk menjadi bintang terkenal dan akan melakukan segala cara untuk mendapatkan hal yang ia inginkan. Tapi, setelah akhirnya ia diperbolehkan tidak kuliah dan tinggal di Seoul, ayahnya meminta Sara untuk ikut serta dengan Yoo Rim.

Namun, Yoo Rim sering memaksa Sara untuk menginap di tempat lain ketika teman-teman Yoo Rim datang, tanpa sepengetahuan ayahnya. Lalu ketika kejadian menyedihkan itu datang, satu-satunya yang dapat disalahkan adalah Sara. Sara pun tidak dianggap anak lagi oleh ayah tirinya.

*** 

Ketika saya membaca novel ini hingga halaman pertengahan, saya cuma bisa bilang, "Ini novel drama lokal terbaik yang saya baca sejauh ini."

Saya kagum dengan penulis yang bisa membuat narasi dan dialog yang seimbang dan tidak membosankan. Saya juga suka latarnya yang benar-benar hidup dan 'terasa mewah' karena begitu banyaknya latar di Korea yang ada di novel ini. Dan juga twist-twistnya, benar-benar mengesankan.

Namun, penulis seperti kehilangan arah ketika memasukkan unsur romance. Sangat membingungkan ketika ada dua cowok datang, yang satu masa lalu dan yang satu masa depan, namun ternyata yang satu bukan manusia. Lalu hubungan yang bukan manusia ini dengan kasus Yoo Rim apa, ya? Apa yang bukan manusia ini benar-benar menyukai Sara? Atau Sara-nya emang overdosis banget ngayalnya? Di bagian ini juga saya merasa penulis gagal move-on dari naskah bertema Jepang.

Dan juga karena penulis terlihat tidak begitu siap untuk menulis ending, penyelesaian masalah antara Sara dan keluarganya seperti tidak ada sama sekali. Karakter orangtuanya juga jadi agak sedikit membingungkan. Masih banyak sekali bagian yang kurang dijelaskan di novel ini.

Meskipun begitu, ini novel yang menyenangkan. Ketika kasus Yoo Rim terungkap, faktanya agak sedikit...

Tambahan, novel ini juga menjelaskan pro-kontra di dunia hiburan Korea dengan rinci. Sifat-sifat orang Korea juga dijelaskan di sini.

Sangat cocok dibaca untuk yang menyukai naskah ringan dengan penjelasan detail tentang Korea Selatan.

Aku benci dengan dunianya. Dunia yang membuatnya bersikap kasar, bahkan kadang menyakitiku, menyakiti kalian dan membuatnya sangat egois. Tapi aku lebih egois... aku memutuskan menjauh darinya hanya karena Eonni memintaku menjauh.

*Review ini diikutkan dalam Indonesia Romance Reading Challenge 2016

Posting Komentar

0 Komentar