Judul: Reuni (Tiga Hati, Tiga Rasa, Satu cinta)
Penulis: Joe Andrianus, Brigida Alexandra, Hally Ahmad
Editor: M.L Anindya Larasati
Ilustrator: Eugene Kwan
Tebal: 264  halaman
Terbit: September 2016
Penerbit: Elex Media Komputindo
ISBN: 978-602-02-9516-9
Keterangan: Romance


B L U R B

Reuni akbar membawa pergulatan batin tersendiri bagi tiga orang sahabat semasa SMA: Gita, Arsha, dan Vanka. Ketiganya punya alasan masing-masing untuk datang ke reuni. Kejadian di masa silam membuat persahabatan mereka berantakan tanpa kejelasan.

Gita tidak ingin bertemu dengan keduanya, dia menganggap bertemu dengan keduanya hanya akan mengulang kesalahan yang sama. Arsha berharap bisa bertemu kedua sahabatnya itu, dan berharap Gita dan Vanka bisa hadir di hari pernikahannya. Sementara Vanka menyimpan kerinduan yang besar terhadap dua orang sahabatnya, tapi dia tidak siap - dia takut sahabat-sahabatnya tidak bisa menerima keadaan dirinya saat ini, terutama Gita.

Akankah mereka mengalahkan ego masing-masing untuk menyelesaikan apa yang ada di masa lalu? Mampukah mereka berusaha memperbaiki tali persahabatan mereka yang telah lama putus bertahun-tahun?

R E V I E W

Cerita diawali dengan Gita yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Ubud, Bali. Gita adalah seorang desainer fesyen terkenal. Butik pertamanya di Ubud telah mengawali kariernya di dunia fesyen, yang kini rancangannya telah merambah ke beberapa pusat perbelanjaan di kota-kota besar, seperti Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura dan Sydney.

Gita yang enggan mengakui adanya masalah yang tak terselesaikan di antara ia dan dua sahabatnya mengingat kembali bagaimana awal mula pertemanan mereka. Sekaligus mengingat titik terakhir pertemuan mereka. Yaitu, perpecahan di antara mereka bertiga yang diawali oleh sebuah kejadian yang menyakitkan bagi Gita.

Aku lupa kapan benih-benih cinta itu muncul. Yang aku tahu, ada rasa bahagia menyelinap saat aku melihatnya atau aku berbicara dengannya. -- hlm 7
Ini adalah duniaku. Ini adalah aku. Dan berbicara dengan sesuatu yang aku suka membuat seluruh adrenalinku terpompa. -- hlm 35

Beralih ke Arsha. Kehidupan laki-laki yang bekerja sebagai fotografer majalah pria ini ternyata sangat mengejutkan. Zona kelam di buku ini ada di bagian Arsha dan sangat tepat jika diletakkan di pertengahan.

Aku membiarkan satu hal itu selalu membekas. Menjadikannya luka yang tak terlihat, tapi selalu aku ingat. -- hlm 65
Aku hanya membutuhkannya. Tapi, apakah itu artinya aku juga mencintainya? -- hlm 138

Lalu Ivanka yang kini menjadi tim sukses seorang Bupati di Jawa Barat. Kehidupannya yang sangat berbeda dari dulu membuatnya enggan kembali. Namun di sisi lain, ia juga merindukan kedua sahabatnya itu.

Pada waktu aku hampir sampai pada satu keputusan untuk tidak datang, pura-pura melupakannya, anggap saja undangan itu tidak pernah ada, anggap saja undangan itu tidak pernah sampai ke tanganku, anggap saja.... -- hlm 147
Reuni kecil kali ini dengan Arsha dan Gita rasanya hanya akan berujung pada dua kemungkinan paling hakiki, apakah aku akan menjadi sekokoh batu dalam menghadapi apa pun yang terjadi, ataukah aku hanya akan melebur menjadi debu yang akan dengan mudah dihempas angin. -- hlm 199
***

Saya tidak begitu sering membaca novel dari Elexmedia, namun setiap membacanya pasti ada saja puisi atau tulisan-tulisan yang berima. Menyenangkan sekali membacanya saat santai. Termasuk dengan novel kolaborasi dari tiga penulis ini. Walaupun saya tidak berniat menebak-nebak siapa yang menulis part siapa, tapi ada warna berbeda dalam tulisan mereka.

Seperti bagian Gita yang didominasi oleh deskripsi latar tempat dan kegiatan. Penulis mendeskripsi latar Ubud dan kegiatan Gita dengan sangat hidup. Kemudian untuk bagian Arsha, terasa sekali 'cowok'nya. Untuk part Arsha ini sendiri dominan di sosialisasi antar tokoh. Sedangkan di bagian Ivanka, dominan di perasaan dan puisi-puisinya.

Ada beberapa pengulangan di sini. Adegan saat ketiga orang itu bertemu kembali di kedai kopi. Tapi karena saya penyuka cerita dengan alur cepat, banyaknya pengulangan adegan itu sedikit mengganggu. Namun di sisi lain, adegan reuni itu seperti titik pusat antara masa lalu dan masa depan, yang kemudian dibawakan dalam beberapa versi.

Tema novel ini agak rawan sih, jadi saya agak sedikit kaget dengan... Tapi hal ini tidak begitu masalah, karena memang kelebihannya di sana.

Saya juga suka bagaimana penulis-penulis ini bekerjasama untuk menutupi identitas asli tokohnya di bab awal. Efeknya saat identitas tokoh diucap dengan terang-terangan rasanya beda dengan waktu mencoba menebak-nebak. Selebihnya, novel ini rekommen buat yang ingin mencoba membaca tema baru dan anti-mainstream.


*Review ini diikutkan dalam Indonesia Romance Reading Challenge 2016

Baca juga:
Ask Author Reuni
Tiga Karakter Utama Dalam Reuni



G I V E A W A Y 
T I M E!

Tersedia 1 (satu) eksemplar novel Reuni bertanda tangan ketiga penulisnya untuk satu pemenang.
Caranya:
1. Follow blog ini via GFC atau email
2. Follow twitter: @brigidalexandra dan @fira_yoopies. Share link giveaway ini dengan hastag #GAReuni beserta mention kedua akun tersebut.
3. Di kolom komentar tulis nama, akun twitter, nama untuk follow GFC/email, domisili dan link share.

Syaratnya mudah, kan? Ditunggu ya sampai tanggal 25 Desember 2016, ya! Semoga beruntung.


T H E 
W I N N E R



Terima kasih sudah mengikuti giveaway ini. Dan pemenangnya adalah...

 Mimi Fachriyah
@mimichinori

Kirim data diri ke dm @fira_yoopies ya! ^^