[Review] Deadline

Judul: Deadline (Tenggat Waktu)
Penulis: Sandra Brown
Alih bahasa: Dharmawati
Bahasa: Indonesia
Desain sampul: Marcel A.W
Setting: ydaryanto24@gmail.com
Tebal: 536 hlm
Terbit: April 2015
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1480-8
Keterangan: Novel Terjemahan, Misteri, Family



BLURB

Dawson Scott sang jurnalis terkenal akhirnya kembali dari Afghanistan. Dihantui peristiwa-peristiwa mengerikan yangterjadi di medan perang, diam-diam ia mengalami kelelahan emosional yang nyaris menghancurkan hidupnya. Sampai Dawson menerima telepon dari sumbernya di FBI: ada perkembangan baru dalam kasus yang dimulai 40 tahun lalu. Ini bisa menjadi kisah terbesar dalam karier Dawson, kisah yang mungkin juga akan mengubah hidupnya.

Dawson pun mulai meliput kisah tentang Jeremy Wesson, mantan Marinir yang hilang dan diduga menjadi korban pembunuhan. Yang menarik, tes DNA membuktikan bahwa Jeremy merupakan anak biologis pasangan teroris yang masuk Daftar Pencarian Orang FBI. Selagi meneliti semakin jauh ke dalam kisah rumit ini, Dawson menyadari dirinya mulai tertarik pada mantan istri Jeremy, Amelia Nolan. Tetapi ketika pengasuh yang dipekerjakan Amelia ditemukan terbunuh pada tengah malam berbadai, kasus ini berbalik arah dan membuat Dawson menjadi tersangka utama. Dengan trauma-trauma yang terus menghantuinya, Dawson memutuskan untuk mengejar kebenaran itu… mengungkap rahasia mengejutkan tentang dirinya sendiri.


REVIEW

Baku tembak terjadi antara agen FBI dengan teroris domestik yang menjuluki diri mereka sebagai Rangers of Righteousness--Pejuang Pembela Kebenaran--yang bersembunyi di dalam salah satu rumah yang sudah ditinggalkan di Golden Branch, Oregon pada tahun 1976. Kedua kelompok itu terlibat baku tembak yang sengit yang menyebabkan korban di kedua belah pihak. Namun, pemimpin kelompok itu, Carl Wingert dan istrinya, Flora Stimel, berhasil melarikan diri dengan menyisakan bekas noda air ketuban pada matras di salah satu kamar tidur. Flora baru saja bersalin saat baku tembak itu terjadi.

Empat puluh tahun kemudian, Dawson Scott, seorang jurnalis terkenal baru saja kembali dari Afganistan. Mengalami kelelahan emosional akibat melihat banyak kematian di medan perang, bahkan setiap hari dihantui mimpi-mimpi buruk yang membuatnya ketergantungan pada pil-pil dan alkohol. Sementara itu, Harriet yang menyebalkan naik pangkat dan benar-benar menjadi bos yang lebih menjengkelkan dari sebelumnya dengan menyuruh Dawson meliput berita yang bukan menjadi ciri khasnya.

Gary Headly, ayah baptis Dawson sekaligus agen FBI yang sering menjadi narasumber tanpa nama untuk Dawson menawarkannya pilihan berita bagus untuk mengganti berita yang dipilihkan Harriet, yaitu: anak dari Carl Wingert telah ditemukan. Anak itu bernama Jeremy Wesson, merupakan salah satu dari dua orang yang mati dimakan anjing pit bull karena cinta segitiga di Savannah. Kasus itu sedang disidangkan saat ini.

Kelelahan, Dawson sama sekali tidak tertarik pada kasus itu. Namun ia tetap mendatangi persidangan, hingga seorang wanita masuk ke ruangan itu dan membuatnya menjadi tertarik dalam artian berbeda. Wanita itu adalah Amelia Nolan, mantan istri Jeremy Wesson. Ketertarikan itu akhirnya memecahkan segala misteri empat puluh tahun silam.

-----

Butuh kesabaran tinggi untuk membaca novel seperti ini. Diawali dengan prolog yang menegangkan namun dengan deskripsi samar-samar di Golden Branch. Lalu beralih ke identitas semua tokoh dan banyaknya percakapan yang menunjukkan karakter masing-masing tokoh, baik tokoh sentral maupun pendukung yang cukup membosankan.

Penulis kemudian akan mengajak kita beralih sejenak dari zona penolakan Dawson untuk mengatakan kenapa ia memakai pil-pil penenang dan zona persidangan kematian Jeremy Wesson ke zona ceria bermain air di pantai bersama dua anak Amelia Nolan beserta pengasuh anak dan tetangganya. Lalu zona ceria itu sendiri berubah menjadi zona kematian.
"Sama seperti kau akan memengaruhi Hunter dan Grant, seperti ayahmu memengaruhimu. Mulai dari sesuatu sederhana, apa yang harus ada di dalam daging gulung yang enak sampai kepada hal-hal yang tidak-sesederhana-itu. Agama. Budaya. Bagaimana kau harus ikut pemilu. Setiap hal sialan yang kaupikirkan atau kau percayai, reaksi-reaksimu, perilakumu, sebagian besar dibentuk oleh siapa dan seperti apa orangtuamu." -- hlm 186 
Kekhawatiran Amelia tentang nasib anak-anaknya ternyata harus ditambah lagi dengan fakta yang baru diketahuinya: Carl Wingert adalah kakek kandung anak-anaknya. Kedua anak itu adalah keturunan teroris. Dan parahnya, Jeremy Wesson, ayah anak-anak itu pun juga berkemungkinan adalah seorang pembunuh.
"Kenapa harus segugup itu? Mereka kan tidak mencarimu."
Rasa geli anaknya membuat Carl kesal. "Aku berhasil lolos dari penangkapan selama ini bukan dengan bertindak ceroboh. Kalau polisi mendekat, aku akan menyingkir sejauh mungkin, secepat mungkin." --  hlm 306
Mengerti akan hal itu, Dawson Scott mendorong Amelia jauh-jauh dari hidupnya. Stress pasca trauma akibat meliput keadaan di medan perang terus saja mengganggunya dan Dawson tidak ingin kehadirannya mengganggu Amelia dan anak-anaknya. Terlebih dari itu semua, Dawson menyembunyikan sesuatu yang sangat fatal.
"Headly mengenalmu luar-dalam, Carl."
"Aku meragukan itu."
"Cukup dekat. Mempelajari dirimu merupakan hidupnya. Tetapi untuk memahami karaktermu, dia hanya membutuhkan satu hari. Sehari sebelum Thanksgiving tahun 1976."
Carl melotot.
"Ya, sudah kuduga kau ingat tanggal itu. Headly sudah mengincarmu sejak Golden Branch. Pada hari itu, kau menunjukkan kualitas dirimu sebagai laki-laki, dan pendapat Headly tentang dirimu belum berubah." -- hlm 497
"Selagi kau kabur. Sehebat apa Flora harus memohon supaya kau tidak meninggalkannya dan Jeremy?"
"Aku tidak meninggalkan mereka, kan?"
"Tapi kau berniat meninggalkan mereka." -- hlm 498
Penulis sepertinya suka menggunakan deskripsi samar-samar dan memakai umpan spoiler besar-besaran di garis ceritanya. Jadi spoiler itulah yang ia gunakan untuk membuat pembaca beramsusi akan sesuatu dan meneruskan membaca hanya karena ingin tahu apakah asumsi itu benar atau tidak. Padahal maksud yang ingin disampaikan penulis lebih dari itu, tapi adanya Headly yang merupakan agen FBI yang mendekati masa pensiun membuat spoiler-spoiler itu lebih menarik hingga sesuatu yang sangat tidak ada sangkut pautnya dengan spoiler tadi muncul sebagai kejutan untuk pembaca. Total ada tiga kejutan--menurut saya--yang benar-benar keterlaluan. Dan Carl, si pahlawan kesiangan adalah sentral dari semua hal yang keterlaluan itu.

Secara tersirat, novel ini bukan hanya membahas tentang teroris. Lebih kepada bagaimana jika seseorang menjadi teroris, apa yang akan terjadi pada keluarganya, apa yang akan mereka lalui di tengah persembunyiannya dan apakah benar pilihan yang mereka ambil itu. Buku harian Flora yang diselipkan penulis menggambarkan sisi lain kehidupan Carl, yang bahkan laki-laki itu mengutuki istrinya setelah membaca buku harian tersebut. Yang terlepas dari itu, saya sangat menyayangkan nasib Jeremy Wesson yang lebih memilih kehilangan cinta dan karir militernya demi mewujudkan misi terorisme tak berguna sang ayah.

Posting Komentar

0 Komentar