[Review] Selestia dan Penjara Teka-Teki


Judul: Selestia dan Penjaga Teka-Teki
Penulis: Yozar Firdaus Amrullah
Editor: Nadia Mardatilla Arif
Proofreader: Herlinawati Sitorus
Ilustrator: Endan Ramdan
Tebal: 250 halaman
Terbit: 2016
Penerbit: Buah Hati (Imprint Lentera Hati)
ISBN: 978-602-7652-82-8
Keterangan: Bisa dibaca semua umur


BLURB

“Jadi siapa yang bikin jajanan-jajanan ini?” tanya Selestia penasaran.
“Namanya Nenek Gayatri. Beliau tinggal di Hutan Janariya, yang ada di sebelah selatan desa,” jawab Raka.
“Iya. Nagasari, Onde-onde, Semar Mendem, Gemblong, Lupis, semuanya yang bikin Nenek Gayatri,” imbuh Herman bersemangat.
“Wah, kalau begitu karyawannya banyak dong. Bisa bikin berbagai macam jenis jajanan setiap harinya,” tukas Seles.
“Ndak kok, non. Nenek Gayatri Ndak punya pembantu sama sekali. Saya Ndak pernah lihat,” jelas Pak Lik Sarlito.

Selestia yang sedang berlibur ke rumah sepupunya, Raka, merasa ada yang aneh. Akhirnya Seles, Raka, Herman, Mutun, dan Nori berangkat ke Hutan Janariya untuk menemui Nenek Gayatri, sang pembuat kue andal.

Sesampainya di Hutan Janariya, Nenek Gayatri tidak terlihat. Tetapi mereka menemukan ada sebuah ruangan di bawah tanah yang menyerupai dapur dan tercium wangi makanan lezat dari sana. Di ruangan itu ada makhluk aneh menyerupai manusia yang sedang bekerja. Siapakah mereka? Ruang apakah itu? Apa Nenek Gayatri ada di sana? Apakah mereka bisa kembali ke rumah? Baca cerita lengkapnya hanya di Selestia dan Penjara Teka-Teki!


REVIEW

Selestia masih duduk di kelas tujuh saat ini. Ia menyukai misteri dan berlangganan majalah Pelangi yang memuat kuis teka-teki di dalamnya. Sementara kedua orangtuanya sibuk bekerja, momen liburan sekolah sangat dinantikan Selestia. Namun, kali ini Selestia tidak bisa berlibur bersama orangtuanya karena mereka mendapat pekerjaan tambahan. Sementara itu, Mama Selestia sendiri kecewa karena nilai Tata Boga Selestia hanya mendapatkan nilai 7. Padahal Mama Selestia itu sangat pintar memasak.

Setelah merasa kecewa karena melihat nilainya serta liburan keluarga yang batal, ternyata Tante Suryani yang merupakan adik Mama Selestia, menelpon Mama Selestia. Mengatakan kalau anak tante itu, Raka, yang juga seumuran dengan Selestia mengundang Selestia untuk berlibur di desa. Maka jadilah Selestia berlibur di Desa Gebang, Jawa Tengah.

Beberapa hari di desa, Selestia menemukan sebuah misteri. Nenek Gayatri, pembuat kue tradisional terenak di desa itu bisa memasak banyak makanan dalam waktu singkat. Penasaran, Selestia, Raka dan ketiga teman lainnya mengunjungi rumah Nenek Gayatri. Di sana, ternyata ada sebuah ruangan rahasia yang membawa mereka pada makhluk-makhluk aneh bernama Ningrat Biru. Selestia dan teman-temannya yang tertangkap karena memasuki rumah Nenek Gayatri tanpa izin pun harus melewati berbagai rintangan di Penjara Teka-Teki. Dengan rintangan yang semakin lama semakin sulit.

*** 

Rasanya sudah lama sekali tidak membaca buku seperti ini. Meski di labelnya tertulis novel remaja, tapi lewat format cerita ini masih bisa dikategorikan cerita anak, walaupun kali ini tokoh utamanya adalah anak SMP. Dengan kosa kata yang ringan dan menyenangkan, pembaca diajak untuk menikmati liburan di Desa Gebang. Banyak sekali penjelasan tentang kehidupan desa yang ditulis di sini. Misal, penjelasan tentang panen padi, alat pemisah padi, dan tentang tradisi masyarakat meletakkan kendi air di gapura depan rumah.

Saya juga suka dengan deskripsi tempat yang diceritakan di sini. Seperti rumah Nenek Gayatri yang memiliki cerobong asap sebagai penghubung dengan tungku masak. Pada awalnya saya malah mengira Nenek Gayatri ini penyihir karena cerobong asap ini.

Dari segi karakter sendiri, penulis berhasil membuat tokoh yang konsisten. Seperti Raka, si pemimpin. Selestia yang selalu memecahkan teka-teki, Herman yang sangat menyukai makanan, Mutun yang gagap namun cukup pintar, dan Nori, si cewek genit.

Meski begitu, ada beberapa ejaan yang kurang pas di buku ini. Sedikit mengganggu awalnya, karena di halaman-halaman awal begitu banyak. Seperti tanda seru yang bertemu dengan tanda koma, padahal seharusnya tanpa seru tidak boleh digabung dengan koma. Lalu ada lagi, di bagian awal dikatakan nama mamanya Selestia adalah Bu Mentari, tapi di akhir cerita Bu Mentari ini berubah menjadi tante Selestia. Dan satu lagi yaitu penggunaan kamu dan kau secara bersamaan, padahal seharusnya pilih salah satu saja agar pembaca tidak bingung.

Terlepas dari kekurangannya, buku ini sangat menyenangkan dan bisa dibaca semua umur. Petualangan-petualangan seru Selestia dan pemecahan teka-tekinya sangat sayang untuk dilewatkan. Berbagai nilai moral pun tampak dalam buku ini. Salah satu yang saya dapati adalah penasaranlah terhadap misteri makanan enak agar kamu menjadi penasaran bagaimana caranya memasak.
"Teman-teman, kurasa kita nggak perlu nyesalin apa yang udah terjadi. Kita harus lihat ke depan, nyiapin apa yang mesti dilakukan, dan tentunya berusaha lebih keras," ujarnya mantap.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Saya juga kangen baca buku-buku model begini, bikin hati hangat dan ingin bertualang lagi ala-ala masa remaja gitu *nelen KTP*

    Kalau bukunya ini mau di swap atau dijual, kabar-kabar ya di Twitter hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beli dong mas haha
      Kalau dijual ya mas, gak tega jual buku" koleksiku hihi

      Hapus