Judul: Winter (The Lunar Chronicles #4)
Penulis: Marissa Meyer
Penerjemah: Yudith Listiandri
Penyunting: Selsa Chintya
Proofreader: Titish A.K.
Design Cover: @hanheebin
Tebal: 900 halaman
Terbit: Agustus 2016
Penerbit: Spring
ISBN: 978-602-74322-3-9
Keterangan: Series, Re-telling Snow White

BLURB

Putri Winter dikagumi oleh penduduk Bulan karena kebaikan hatinya. Meskipun ada luka di wajahnya, banyak orang Bulan yang mengatakan bahwa Sang Putri lebih cantik daripada Ratu Levana.

Iri dengan Sang Putri yang dianggapnya lemah dan gila, Levana memerintahkan Jacin Clay, pengawalnya, untuk mengawasi Winter agar tidak mempermalukan sang Ratu dan kerajaannya. Namun Winter menyukai Jacin, hal itu justru membuatnya semakin terlihat lemah.

Hanya saja, Winter tidak selemah yang Levana kira. Bersama dengan Cinder, Sang Mekanik, dan para sekutunya, mereka bahkan mungkin bisa membangkitkan sebuah revolusi dan memenangkan perang yang sudah berkecamuk terlalu lama.

Dapatkah Cinder, Scarlet, Cress, dan Winter mengalahkan Levana dan mendapatkan kebahagiaan mereka selamanya?




Baca juga:
Review Cinder (The Lunar Chronicles #1)
Review Scarlet (The Lunar Chronicles #2)
Review Cress (The Lunar Chronicles #3)


REVIEW
"Aku gadis dari es dan salju, dan kupikir aku sangat senang bertemu denganmu."
Winter adalah anak tiri Ratu Levana. Winter berkulit gelap dengan bekas luka di wajahnya. Namun dengan luka itu malah membuat Winter semakin cantik. Selain itu ia juga sudah lama berhenti menggunakan daya pikatnya, menyebabkan Winter menderita 'Penyakit Bulan' yang membuatnya selalu berhalusinasi tentang darah dan hal-hal mengerikan lainnya.

Winter selalu menyayangi Jacin. Ia mengira Jacin tewas sewaktu pergi ke Bumi bersama ahli sihirnya. Ketika akhirnya Jacin kembali, gadis itu begitu senang. Tapi, bagaimana jika akhirnya sang Ratu meminta Jacin untuk membunuh Winter?

***

Novel ini bikin saya gak bisa berhenti membacanya! Dengan 900 halamannya, saya tetap merasa kurang. Saya bahkan selesai membaca novel ini dalam tiga hari! Salut buat terjemahannya yang nyaman banget dibaca. Terima kasih juga untuk Penerbit Spring yang sudah mengenalkan saya pada The Lunar Chronicles ini. Senang sekali menjelajahi petualangan Kru Rampion + Sang Putri Winter.

Setelah di seri sebelumnya Cinder berhasil menyandera Kaisar Kai, sekaligus menunda pernikahan Kai dan Levana, kini Cinder dan kawan-kawan berada di Bulan. Kai yang telah 'dibebaskan' dari penyanderaan Cinder, mengatakan kepada Levana agar pernikahan mereka diadakan di Bulan. Itu agar pernikahan tidak lagi diganggu oleh Cinder. Namun, kenyataannya Cinder juga sedang menuju Bulan bersama-sama dengan Wolf, Throne, Cress, dan Iko.

"Aku mengerti kau ingin merasa kau sudah siap--seperti kami semua siap. Tapi, Cinder... kita tidak akan pernah merasa seperti itu. Pada titik tertentu, kita harus berhenti merencanakan dan mulai melakukannya. Kurasa waktunya adalah sekarang." -- hlm 97
Di Bulan, mereka terpisah dari Cress yang sedang meretas sistem keamanan istana. Cress yang ketakutan bertemu dan diselamatkan oleh Winter. Sementara itu misi untuk menjadikan Cinder ratu Bulan terus berlanjut, meski mereka terpisah dari Cress. 

Lalu mereka mencari rumah keluarga Wolf yang sudah begitu lama tidak pernah ditemuinya. Wolf menemukan bahwa ibunya masih hidup di salah satu sektor luar kota Artemisia--kota Bulan. Sektor itu kumuh dan tidak terurus. Sementara merencanakan kembali semua hal, mereka menginap di sana. Menurut saya adegan ini mengharukan. Terlebih lagi ketika ibu Wolf tahu bahwa Wolf memiliki Scarlet di sampingnya. 

Sementara itu, Cinder dan kawan-kawannya terus terpisah, bertemu, dan terpisah lagi dengan tidak sengaja karena misi mereka, di sana Levana tengah mempersiapkan pernikahannya dengan Kai. Levana yang kemudian terungkap bahwa daya pikatnya begitu mengerikan. Levana mengalami banyak luka yang membuat tubuhnya begitu 'jelek' jika tidak memiliki daya pikat. Wajib baca banget Winter ini! Saya nggak nyangka kalau penampilan asli Levana seperti itu. 
"Aku mulai bertanya-tanya apakah mungkin kesempurnaan adalah cacat itu sendiri." Levana menyeringai, "Meskipun mungkin sebuah cacat dapat berkontribusi untuk kesempurnaan." -- hlm 565

Saya suka banget plot di Winter ini! Setelah sebelumnya Cinder dan Kai bertemu lagi, kini mereka berpisah. Setelah sebelumnya Scarlet dan Wolf berpisah, kini mereka bertemu lagi. Setelah sebelumnya Cress selalu sama Throne, kini Cress harus belajar mandiri. Dan setelah akhirnya bertemu lagi, Winter dan Jacin juga harus berpisah. Keren banget, mereka berpencar-pencar untuk menurunkan Levana dari tahtanya. Oh, dan satu lagi, sepertinya Iko menemukan 'teman tampan baru'.
Iko selalu berpikir Kai adalah spesimen manusia paling menarik yang pernah dilihatnya, tapi orang ini sangat tampan, dengan kulit kecokelatan dan rambut bergelombang yang acak-acakan, dan dia...
Dia...
Menodongkan pistol ke arahnya. 
Meski sejujurnya saya kuraaanng puas dengan adegan penutup Winter. Dan saya juga kurang puas dengan adegan Winter dan  Jacin yang sedikit banget, padahal mereka tokoh utama di seri ini. Saya nggak tahu ada rahasia apa di balik mereka yang bikin mereka akrab dan saling melindungi satu sama lainnya. Tapi adegan Snow White-nya dapat, meski saya merasa masih kurang untuk adegan Winter lainnya. Dan tapi, saya malah menemukan 'kegantengan' Throne meningkat drastis di seri ini. Jika saja saya bisa membotolkan Throne di rumah...

"Berhentilah bersikap patah semangat, kalian semua. Kita tidak punya waktu untuk itu."
"Kau tidak patah semangat?" tanya Winter.
"Itu tidak ada dalam kamusku." -- hlm 428
"Maksudku adalah aku akan menemukan jalan keluar, seperti yang selalu kulakukan. Pertama, kita akan menemukan cara untuk masuk ke Artemisia. Kita akan menemukan Cress dan menyelamatkan Cinder dan Wolf. Kita akan menggulingkan Levana, dan demi bintang-bintang di atas, kita akan menjadikan Cinder ratu supaya dia bisa membayar kita dengan banyak uang kas kerajaannya, dan kita semua pensiun dengan sangat kaya dan sangat hidup, mengerti?"
Winter mulai bertepuk tangan, "Pidato brilian. Sungguh cerdas dan berani."
"Tapi anehnya, tidak ada satu pun berupa strategi sungguhan," kata Scarlet.
"Oh bagus, aku senang kau memperhatikannya juga," kata Iko. "Aku khawatir prosesorku mungkin mengalami eror." -- hlm 428

Banyak banget adegan yang saya suka di seri ini. Sulit untuk menuliskan semuanya di review. Overall, series ini tidak boleh dilewatkan bagi pecinta dongeng.