[Resensi] Three Sisters

Judul: Three Sisters
Penulis: Seplia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Pertama, Mei 2017
Tebal: 228 halaman
ISBN: 978-602-03-4010-4



TIGA MASALAH PERNIKAHAN


Pernikahan adalah permulaan dari kehidupan baru setiap orang. Dalam perjalanan menapaki jenjang kehidupan baru itu, kesulitan selalu menerpa dengan berbagai macam rintangan.

Di novel ini Rera, Gina dan Yumi merupakan kakak beradik yang ditimpa masalahnya rumit menyangkut pernikahan. Rera, si sulung, belum juga menikah meski umurnya sudah tiga puluh dua tahun. Kemudian Gina telah menikah dengan seorang dosen universitas ternama dan memiliki dua orang anak. Sayangnya, Gina merasa bosan dengan pernikahannya. Sementara Yumi sudah menikah dengan seorang pria baik dan setia, namun belum juga memiliki anak setelah tiga tahun menikah dan terpaksa harus menahan hati tatkala mertuanya terus merecoki dengan berbagai pertanyaan.


Ketiga saudari itu berusaha memecahkan permasalahannya sendiri. Rera begitu seringnya mendatangi kencan buta yang ditawari oleh kenalannya. Namun kencan itu selalu gagal karena ketika ia menemukan satu kelemahan dari orang yang berkencan dengannya, ia memilih untuk menolak hubungan lanjutan (hlm 33). 

Lain halnya dengan Gina yang disibukkan dengan pekerjaan. Ia yang ingin mencari ketenangan dan beristirahat malah mendapati kedua anaknya membuat keributan di setiap sudut rumah. Lelah dengan semua itu, Gina mencari kesenangan di luar bersama teman-temannya yang masih melajang. Namun itu malah membuat hubungan rumah tangganya menjadi renggang. Pendapat-pendapat dari orang luar membuat Gina berpikiran bahwa bercerai lebih baik daripada melanjutkan hidup di tengah keributan berrumah tangga.

Suatu hari, Gina menitipkan anak-anaknya pada Yumi. Yumi yang masih mencari tahu penyebab rumah tangganya belum dikaruniai anak merasa iri pada kakaknya itu. Membayangkan betapa bahagianya kehidupan Gina saat ini. Ia pun sangat berharap bisa segera memiliki anak (hlm 100).

Namun tak lama kabar buruk disampaikan Gina pada dua saudarinya. Ia ingin bercerai, ingin menikmati kehidupan yang bebas tanpa beban di dalamnya. Rera dan Yumi tentu saja menentang itu. Mereka beranggapan Gina salah jika ia melepaskan keluarga kecilnya. Terutama ketika Rera dan Yumi sangat mengharapkan bisa memiliki apa yang dimiliki Gina.

Sementara itu, Yumi juga mengalami masalah yang kian berat. Mertuanya meminta ia bercerai dengan suaminya. Padahal kedua orang itu saling mencintai. Namun mertuanya tetap memaksa dan mengatakan bahwa anak temannya setuju untuk menikah dengan suami Yumi. Dengan maksud suami Yumi seharusnya bisa bahagia dan memiliki anak bersama wanita lain. Yumi awalnya mengira hubungan rumah tangganya akan kandas kali ini, namun ternyata suaminya yang semula tidak pernah menolak permintaan orangtua kini menjadi tegas dalam menyampaikan keinginannya untuk mempertahankan pernikahannya dengan Yumi.

Membaca novel ini membawa kita pada tiga problema yang akan dihadapi ketika akan dan telah menikah. Tentang jodoh yang tak kunjung datang, bosan dengan pernikahan, dan belum punya anak padahal sudah lama menikah. Ketiga masalah yang dihubungkan dalam kehidupan tiga saudari itu menyiratkan bahwa dalam melanjutkan kehidupan ke jenjang yang lebih tinggi tentunya tidak mudah. Akan ada masalah yang menerpa, baik dari pengaruh luar, maupun pengaruh orang dalam.

Dan yang harusnya disadari adalah jangan mengeluhkan semua masalah itu. Karena pada dasarnya setiap masalah harus dicarikan solusinya, bukannya dibiarkan begitu saja.

Posting Komentar

0 Komentar