[Review] Hope: Terapi Terindah


Judul: Hope, Terapi Terindah
Penulis: Indri Listya Rahman
Editor: Dekik Yassir
Desain sampul: Oksans Desaint
Layout: Dekik Yassir
Penerbit: AE Publishing & Dunia Dekik Media
Terbit: Agustus 2015
Tebal: viii+164 halaman
ISBN: 978-602-1189-59-7
Keterangan: Novelet Indonesia


"Rindu itu indah,
namun menyakitkan.
Tanpa disadari,
Sebenarnya rindu adalah doa."



Blurb

Sejatinya, yang dibutuhkan seorang anak adalah kasih sayang. Bukan uang atau hadiah mahal. Claris, seorang remaja yang telah mengambil langkah salah. Menggunakan narkotika demi melampiaskan rasa rindu kepada orangtuanya, yang membuatnya berakhir si pusat rehabilitasi.

Suatu pengalaman pahit yang tidak pernah ingin ia rasakan, namun haru dijalaninya. Sugesti mengikatnya erat. Ia harus mampu menemukan jalan positif, untuk melupakan keinginannya menggunakan putaw. Sampai akhirnya, ia bertemu seseorang yang mampu memberinya kekuatan berpikir positif, demi kesembuhannya. Sebuah benda yang penuh dengan makna, diberikan. Hal yang tak pernah bisa dipungkiri bagi jalan hidup seseorang. Sebuah pedoman yang melekat di hati.

-----

Claris, cewek berusia 19 tahun, anak tunggal dari keluarga Darmawan. Mendambakan perhatian dari kedua orangtuanya yang terlalu sibuk dengan bisnis. Suatu hari bertemu dengan Darrel, yang senasib dengannya--sama-sama membutuhkan perhatian. Dan sejak bersama Darrel, Claris menghadapi hal-hal tak terduga lainnya. Bertemu dengan orang-orang 'buruk' dan 'pernah buruk'. Menjalani hari-hari pahit tanpa mengetahui alasan dibalik sikap orangtuanya. Hingga akhirnya, hari-hari panjang itu membuat Claris menyadari banyak hal.


Buku solo pertama kak Indie. Diceritakan dengan ringan dan sederhana. Di beberapa bab disertai quote dan puisi singkat. Suka dengan penambahan puisi-puisi tersebut yang kemudian mengantarkan ke cerita, yang sebenarnya adalah penjabaran dari puisi itu.

Suka juga openingnya, sempat mengira kalau Claris akan diterima dengan senang hati oleh orangtuanya, tapi ternyata harapan jauh dari kenyataan. Bab-bab selanjutnya memang sedikit membosankan, tapi penggambaran suasana tempat rehabnya dijabarkan dengan rinci membuat bosan sedikit hilang. Dan juga memasukkan Al-Qur'an sebagai salah satu alasan untuk menjauh dari narkoba benar-benar pemilihan ide yang baik. Sudah sangat jarang orang yang membaca Al-Qur'an akhir-akhir ini.

Tapi ada yang kurang saya suka di sini, di bab-bab awal novela ini serasa bukan kak Indie, gaya bahasanya sedikit berbeda dari biasa. Namun untuk bab berikut sepertinya gaya bahasa kak Indie sudah kembali ke awal. Tapi saya juga gak menyangka saya bisa hapal gaya tulisan seseorang.

Dan terakhir, endingnya, suka sekali dengan ending seperti ini! Melepaskan apa yang sebaiknya dilepaskan, jangan hanya terbawa perasaan dan menyiksa diri sendiri.

"Melanjutkan langkah. Bergandengan dengan niat dan doa. Entah ke mana kaki akan memgantarkannya. Yang terpenting, Allah selalu bersamanya. Menuju titik cahaya." -- hlm 162


(rating: 3.5 dari 5 bintang)

Posting Komentar

0 Komentar