[Review] Always and Forever, Lara Jean

Judul: Always and Forever, Lara Jean
Penulis: Jenny Han
Penerjemah: Airien Kusumawardani
Penyunting: Selsa Chintya
Proofreader: Titish A.K.
Ilustrasi Isi: @teguhra
Terbit: September 2017
Penerbit: Spring
ISBN: 978-602-6682-06-2
Keterangan: Young Adult, Terjemahan



B L U R B

Tahun terakhir di SMA Lara Jean berjalan sebaik yang ia harapkan. Lara Jean tidak bisa membayangkan tahun terakhir SMA yang lebih baik dari ini. Pacarnya sangat baik, ayahnya akan menikah kembali, dan Margot akan pulang untuk liburan musim panas.

Namun, perubahan mulai muncul. Sementara Lara Jean bersenang-senang, dia tidak bisa mengabaikan keputusan terbesar dalam hidupnya. Yang paling mendesak adalah universitas, dan apa artinya itu bagi hubungannya dengan Peter. Setelah Margot, sekarang giliran Lara Jean untuk lulus dari SMA, pergi ke universitas, bahkan mungkin meninggalkan keluarganya, dan cowok yang dia cintai.

Saat hati dan otakmu mengatakan dua hal yang berbeda, mana yang harus kau ikuti?

R E V I E W

Setahun berlalu setelah Lara Jean dan Peter berpacaran. Mereka tiba di tahun terakhir SMA, saat banyak pilihan semakin membuat kedua orang itu meragukan hubungan mereka.

Lara Jean berniat untuk melanjutkan pendidikannya ke University of Virginia (UVA), universitas yang jaraknya hanya lima belas menit dari rumah. Lara Jean selalu mencintai rumah dan keluarganya  lebih dari apa pun, itu merupakan salah satu alasan ia sangat mendambakan UVA. Ia juga memiliki kenangan dengan almarhum ibunya di sana. Dan terakhir dan sekaligus yang paling membuatnya ingin memasuki UVA adalah Peter sudah terdaftar sebagai mahasiswa di UVA--sebagai penerima beasiswa pemain lacrose.

Di sisi lain ayah Lara Jean akhirnya memiliki pacar sejak beberapa tahun berlalu setelah sang istri meninggal. Dan dalam waktu dekat berencana menikahi wanita tersebut. Namun semua itu tidak berjalan lancar, karena Margot--kakak Lara Jean yang berkuliah jauh dari rumah--menentangnya.

---

"Ingat apa yang Mommy katakan tentang kuliah dan pacar?"
Bagaimana mungkin aku bisa melupakannya?
"‘Jangan jadi gadis yang pergi kuliah meninggalkan seorang pacar.’

Sejujurnya saya kesulitan menamatkan buku ini karena rasanya konflik di buku terakhir ini sangat sedikit. Mungkin karena buku ini adalah penutup. Di pertengahan buku baru saya bisa merasakan apa pun yang dirasakan Lara Jean tentang keluarga, pacar, dan kuliahnya. 

Lara Jean sangat mencintai Peter. Laki-laki itu bisa berbaur dengan keluarganya dan itu membuat Lara Jean nyaman. Namun kenyataannya mereka berdua berharap lebih. Sama-sama ingin berada di universitas yang sama agar intensitas pertemuan dapat terjadi sesering mungkin. 
Aku sudah melakukan semua yang harus kulakukan, tapi apakah itu cukup? Pada saat ini, satu-satunya yang bisa kulakukan hanya menunggu dan berharap. – hlm 17-18
Kenyataan berkata lain saat Lara Jean tidak diterima di UVA. Ia sangat kecewa karena universitas yang diidam-idamkannya selama ini tidak menerimanya. Gadis itu merasa seperti 'sangat tidak layak'. Namun Peter masih di sisinya dan meyakinkan Lara Jean bahwa mereka pasti tetap bisa kuliah bersama suatu hari nanti.

Tapi kemudian, Lara Jean mendapatkan berita yang membuatnya limbung. Ia diterima di universitas yang lebih ketat persaingannya daripada UVA. Lara Jean sangat bahagia saat mendapat berita tersebut. Namun sayangnya kebahagiaan itu tidak dirasakan Peter. Saya jadi agak kesal saat melihat respon Peter ini.

Beralih ke keluarga Song Covey. Saya selalu menyukai Kitty, si bungsu yang bersikap sok dewasa. Sifatnya berkebalikan dengan Lara Jean, tapi itu yang membuat Kitty terasa istimewa.

Kitty menggeleng-geleng kepadaku. “Lara Jean, kenapa kau harus mengingat semua hal kecil? Itu tidak sehat.” – hlm 53
“Margot kuliah di sisi lain dunia. Kau hanya kuliah lima belas menit dari sini, jadi aku sama sekali tidak akan punya kesempatan untuk kangen padamu.”
“Tapi, tetap saja.”
Kitty mendekap kedua tangan di depan jantungnya. “Baiklah. Bagaimana dengan ini? Aku akan kangen sekali padamu sampai-sampai aku akan menangis setiap malam.”
Aku tersenyum. “Itu lebih bagus.”
“Aku akan sangat kangen padamu, sampai-sampai aku ingin mengiris pergelangan tanganku!” Kitty tertawa liar.
“Katherine. Jangan bicara seperti itu!”
“Kalau begitu berhentilah memancing pujian,” protes Kitty. – hlm 53-54
Dan ya, Margot yang sudah lebih modern dari sebelumnya, dengan gaya yang modis--yang membuat keluarganya selalu terkejut. Tapi Margot tetap Margot, si sulung yang selalu peduli.

“Aku hanya tidak mau kau menjalani hidup setengah-setengah di William dan Mary karena sepanjang waktu mengharapkan dirimu berada di UVA bersama Peter. Pengalaman tahun pertama sangat penting. Setidaknya kau harus memberikan kesempatan yang adil, Lara Jean. Mungkin kau akan sangat menyukai sekolah itu.” – hlm 107
Saya agak sedih berpisah dari series ini. Terutama karena walaupun openingnya membosankan, tapi penulis berhasil membuat buku ini ditutup dengan manis.

Posting Komentar

2 Komentar